KeuanganNegara.id-Sebanyak 14 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran (Work Program & Budget/WP&B) tahun 2020 ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Mereka meminta izin revisi karena kondisi pasar yang sedang tidak baik, salah satunya harga minyak mentah dunia anjlok ke level USD 30 per barel.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan tak hanya dipengaruhi harga minyak mentah yang tergelincir, alasan lain adalah rupiah melemah hingga sempat nyaris menyentuh Rp 17.000 per dolar AS pada Maret lalu. Kondisi ini terjadi karena penyebaran virus corona yang semakin luas.
“Karena pelemahan nilai rupiah terhadap dolar yang membuat industri penunjang domestik merasa sudah jatuh, tertimpa tangga. Semoga keadaan segera membaik,” katanya.
Sejak penyebaran virus corona kian masif, harga minyak dunia yang stabil bertengger di level USD 60 per barel tahun lalu mulai amblas signifikan hingga ke level USD 30 per barel. Turunnya harga minyak mentah dunia juga mempengaruhi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, harga rata-rata ICP selama Maret 2020 menjadi USD 34,23 per barel, turun tajam dari rata-rata ICP Februari USD yang sebesar 56,61 per barel. Penurunan signifikan juga dialami ICP SLC dari USD 57,18 per barel pada Februari 2020 menjadi USD 35,78 per barel pada Maret 2020.
Berharap Harga Naik, OPEC, AS dan Rusia Sepakat Pangkas Produksi Minyak 9,7 Juta Barel per Hari
Produsen minyak dunia yang tergabung di dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bersama non-OPEC seperti Amerika Serikat dan Rusia sepakat memangkas produksi minyak mentah hingga 9,7 juta barel per hari. Pemangkasan produksi akan berlaku mulai Mei dan Juni 2020.
Dilansir dari Wall Street Journal (WSJ), kesepakatan ini dicapai setelah Presiden AS Donald Trump turun tangan. Trump memfasilitasi kesepakatan antara Rusia dan Arab Saudi yang sebelumnya sama-sama ngotot menaikkan produksi di tengah penurunan permintaan akibat dampak pandemi virus corona.
Akibatnya, harga minyak dunia sempat anjlok sangat dalam, sehingga memukul perekonomian negara produsen minyak, termasuk AS. Setelah kesepakatan antara AS, Rusia, dan Saudi, harga minyak dunia berangsur-angsur naik per hari ini. Apalagi kesepakatan ini diikuti oleh 23 negara produsen minyak.
Mengutip data perdagangan di Business Insider hari ini, harga minyak dunia jenis Brent dijual USD 32,87 per barel (naik 2,62 persen) dan jenis West Texas Intermediate (WTI) dijual USD 23,92 per barel (naik 3,15 persen).(msn)
Discussion about this post