[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Kamis (26/3), waktu Amerika Serikat (AS), usai menguat tipis kemarin. Pasar mengabaikan stimulus ekonomi AS sebesar US$2 triliun.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$1,05 atau 3,8 persen ke posisi US$26,34 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun US$1,89 atau 7,7 persen menjadi US$22,60 per barel.
Diketahui, AS akan menggelontorkan paket stimulus sebesar US$2 triliun guna mengatasi dampak virus corona kepada perekonomian. Imbasnya, harga minyak merangkak tipis kemarin.
Senat AS dengan suara bulat telah meloloskan rancangan undang-undang paket stimulus itu dan mengirim undang-undang tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat. DPR diharapkan memberikan suara pada Jumat ini.
Namun, pasar nampaknya mulai mengabaikan stimulus itu dan kembali dilanda kekhawatiran terkait kejatuhan permintaan minyak. Kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak di seluruh dunia dapat turun sebanyak 20 juta barel per hari (bph) atau 20 persen dari total permintaan.
Pasalnya, imbauan pemerintah kepada warganya untuk mengurangi aktivitas membuat sekitar 3 miliar orang menetap di rumah. Permintaan minyak pun berkurang lantaran tidak ada perjalanan.
“Minyak sudah mati, karena pasar internasional dan domestik terlalu banyak menggunakan minyak. Maaf untuk mengatakan menuju satu digit!” tulis Gary Ross, pendiri BlackGold Investors di Twitter.
Guncangan di pasar makin buruk saat Arab Saudi dan Rusia gagal menyepakati pembatasan pasokan produksi di tengah wabah virus corona. Bahkan, Arab Saudi berencana untuk mengirim lebih dari 10 juta barel per hari mulai Mei.
“Dengan permintaan anjlok 20 persen atau lebih secara global, ini setara dua kali produksi Arab Saudi yang perlu dihentikan untuk mencoba menyeimbangkan pasar ini,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York. (cnn)
Discussion about this post