KeuanganNegara.id- Harga minyak kembali menanjak pada perdagangan Rabu (21/8). Kenaikan terjadi lantaran stok minyak di Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan.
Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent naik 27 sen menjadi US$60,3 per barel. Namun, angka itu sebenarnya sudah turun dari posisi tertingginya dalam perdagangan kemarin di level US$61,41 per barel.
Stok minyak mentah AS USOILC=ECI turun sampai 2,7 barel. Jumlahnya lebih besar dari perkiraan analis yang hanya 1,9 juta barel.
Kendati demikian, ketegangan antara AS dengan Iran tetap menjadi perhatian pasar. Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan pejabat Washington bahwa jalur air internasional tak akan lagi memiliki keamanan yang sama seperti sebelumnya jika ekspor minyak Iran dipotong menjadi nol.
“Minyak terlihat stagnan, harga yang beberapa hari naik sebenarnya tidak menghilangkan kekhawatiran risiko resesi ekonomi yang bisa membuat harga minyak jatuh lagi,” ucap Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen, dikutip Kamis (22/8).
Harga minyak berjangka Brent naik 0,5 persen atau 29 sen menjadi US$60,03 per barel pada Selasa (21/8) lalu. Minyak AS juga naik 13 sen menjadi US$56,34 per barel. Kenaikan terdorong optimisme pasar bahwa ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akan mereda. Mereka yakin kondisi tersebut akan mengangkat harga minyak. (cnn)
Discussion about this post