[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (28/10) waktu Amerika Serikat (AS), mengakhiri kenaikan empat sesi berturut-turut pekan lalu. Hal itu dipicu kondisi pelaku yang mempertimbangkan sisi pasokan pasar minyak mentah global.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun US$0,85 dolar dan menetap pada level US$55,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun US$0,45 dan ditutup di level US$61,57 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut jajak pendapat terbaru, stok minyak mentah AS diperkirakan meningkat sekitar 700 ribu barel dalam sepekan yang berakhir pada 25 Oktober 2019.
Di sisi lain, para investor menilai informasi yang menawarkan petunjuk untuk keputusan yang akan dibuat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya dalam pertemuan kebijakan mendatang yang dijadwalkan 5-6 Desember 2019.
“Penurunan aktivitas pengeboran (AS) tidak tercermin dalam pertumbuhan produksi yang lebih rendah, tetapi ini mungkin hanya masalah waktu,” ujar Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank Research.
Produksi minyak AS akan berpengaruh cukup besar terhadap jumlah produksi sekaligus keputusan pemangkasan produksi bagi OPEC dan sekutunya.
Pada akhir pekan lalu, harga minyak terus menanjak, dipicu ketatnya pasokan melebihi kekhawatiran pelemahan permintaan. Dengan sinyal meredanya ketegangan perdagangan global, perhatian sedang berfokus pada pasokan yang agak ketat kuartal saat ini. (cnn)
Discussion about this post