KeuanganNegara.id- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihantui kekhawatiran resesi ekonomi global, terutama Amerika serikat (AS). Karenanya, indeks saham diproyeksi masih melanjutkan koreksi pada perdagangan Jumat (23/8).
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan sentimen global secara dominan menekan pergerakan IHSG.
“Terutama dari indikasi resesi di AS dan kelanjutan perang dagang,” kata Dennies dikutip dari risetnya.
Mengutip AFP, sebuah survei yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa mayoritas ekonom memperkirakan ekonomi AS akan mengalami resesi. Dari 226 responden yang disurvei, 34 persen di antaranya mengatakan resesi akan terjadi pada 2021 mendatang.
Sementara itu, 38 persen lainnya memperkirakan resesi akan terjadi pada 2020. Hanya dua persen responden yang mengatakan resesi akan terjadi pada 2019 ini.
Ini artinya, pasar tampak kurang merespons kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75 persen menjadi 5.5 persen.
“Pelemahan diakibatkan oleh sentimen global,” ujarnya.
Ia memprediksi indeks akan melaju di rentang support 6.184-6.211 dan resistance 6.266-6.294.
Di tengah pelemahan ini, ia merekomendasikan beli untuk saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Senada, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi juga memprediksi IHSG melemah. Ia memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 6.200-6.260.
“Secara teknikal diperkirakan IHSG bergerak cenderung tertekan,” tutur dia.
Pada penutupan perdagangan Kamis (22/8), IHSG berhenti di zona negatif. Indeks ditutup di level 6.239 turun 13,72 poin atau 0,22 persen. (cnn)
Discussion about this post