[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia telah menyeret perekonomian global ke ‘jurang’ resesi. Dana Moneter Dunia (International Monetary Fund/IMF) mengungkap virus corona telah membuat ekonomi globalterpuruk.
Bahkan lebih buruk dari Depresi Besar (Great Depression) yang terjadi pada 1930. Sembilan dekade lalu, perekonomian dunia pun masuk jurang resesi.
Dikutip dari CNN, peristiwa yang dikenal dengan nama Depresi Besar atau Zaman Malaise dimulai saat perekonomian dunia jatuh akibat anjloknya bursa saham New York pada akhir 1929.
Depresi bursa efek tersebut turut menyeret ekonomi negara industri hingga negara berkembang hingga hancur. Volume perdagangan internasional terpukul, pendapatan pajak hingga perseorangan anjlok. Kondisi depresi tersebut mulai mereda saat Perang Dunia II.
Kini, para ekonom melihat kondisi yang jauh lebih ‘menyeramkan’ dari 90 tahun lalu. IMF telah mengeluarkan peringatan resesi bisa terjadi hingga 2021 jika para pembuat kebijakan gagal melakukan koordinasi global untuk bertahan dari virus corona.
“Bahkan resesi tersebut bisa jauh lebih buruk dari krisis keuangan global pada 2008,” tulis IMF dalam situs resminya, Selasa (14/4).
IMP memperkirakan PDB akan terkontraksi sebesar 3 persen pada tahun ini. Proyeksi ini berubah 180 derajat dari proyeksi awal tahun yang masih optimis tumbuh 3,3 persen tahun ini.
“Lockdown (penguncian besar) diproyeksikan menyusutkan pertumbuhan global secara dramatis. Akan terjadi pemulihan secara parsial pada 2021. Namun, tingkat PDB akan tetap berada di bawah tren sebelum hadirnya virus corona,” papar IMF.
IMF melihat dunia sedang berada dalam tahap awal krisis ekonomi paling parah dalam hampir seabad. IMF melihat angka pengangguran di Amerika Serikat akan meningkat menjadi 10,4 persen dan 9,1 persen pada tahun 2021.
Beberapa negara mulai mengambil langkah untuk ‘menyerang’ balik pandemi virus corona. Di Amerika Serikat, misalnya, sebagai epicentrum baru wabah covid-19, anggota parlemen telah memberikan lampu hijau untuk memberikan stimulus hingga US$2 triliun. (cnn)
Discussion about this post