[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam konferensi pers virtual tentang Perkembangan Implementasi Kebijakan dalam Mengatasi Pandemi COVID-19 pada Jumat, (08/05) di Jakarta bahwa dampak pandemi tersebut telah membuat pertumbuhan ekonomi kuartal 1 (Q1) jauh dari perkiraan yang ditargetkan. BPS merilis angka pertumbuhan Q1 hanya mencapai 2,97% dari target 4,5-4,7%.
“Pertumbuhan ini memang di bawah yang kita perkirakan. Di DPR kita sampaikan forecasting kita antara 4,5, 4,6 atau 4,7,” jelasnya.
Dampak COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Q1 perlu diwaspadai di Q2. Selain itu adalah dampak terhadap permintaan (demand), belanja terutama konsumsi yang bersifat non esensial.
Ia melanjutkan, inflasi meskipun rendah di bulan Maret sebesar 0,84% juga tetap perlu diwaspadai karena di satu sisi lebih rendah dari biasanya namun ini menggambarkan penurunan permintaan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Jadi ada pukulan di sisi demand (permintaan) dan supply (penawaran) yang perlu kita amati dan waspadai serta bagaimana policy harus merespons perkembangan tersebut,” pungkasnya. (kemenkeu)
Discussion about this post