Menkeu menegaskan bahwa Indonesia melakukan reformasi terkait regulasi, institusi, dan reformasi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara.
Salah satu bentuk ketiga reformasi tersebut adalah kerjasama antara Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk mengoptimalkan penerimaan negara.
Menkeu melanjutkan, Indonesia terus melakukan reformasi struktural seperti di bidang investasi dengan mengurangi negative list secara berkelanjutan untuk mendorong investasi.
Presiden Bank Dunia berpendapat mengenai ekonomi digital, ada 2 hal terpisah yang perlu diperhatikan yaitu yang terkait nilai data dan cara perusahaan melakukan transaksi bisnis.
Presiden Bank Dunia menyarankan agar Pemerintah Indonesia tetap menjalankan reformasi struktural pada kondisi saat ini dimana ekonomi global masih relatif rentan.
Menanggapi hal tersebut, Menkeu menyampaikan bahwa fokus pemerintah Indonesia adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan reformasi institusional.
Menkeu melanjutkan, terkait tekanan perdagangan global, ekspor Indonesia mengalami kontraksi termasuk impor yang mempengaruhi level pertumbuhan ekonomi.
Menkeu menyerukan agar kondisi ekonomi global perlu diantisipasi hingga jangka menengah karena cukup mengkhawatirkan. Harga komoditi, khususnya pertambangan akan tertekan dan berdampak kepada penerimaan negara. Ia berharap sebagian guncangan ekonomi akan diserap sisi pengeluaran sebagai automatic stabilizer. (nws/nr/ds)
Discussion about this post