KeuanganNegara.id- Dalam acara peluncuran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 16 (ORI16) di Goods Diner, Jakarta, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mengundang 3 anak muda inspiratif, pendiri start-up terkait pengalamannya berinvestasi.
Salah satu pendiri start-up tersebut adalah Pamitra Wineka, Co. Founder dan Presiden TaniHub, sebuah platform market place dan
pembiayaan untuk petani. Ia menekankan betapa pentingnya berinvestasi selagi muda dibanding memiliki gaya hidup konsumtif. Apalagi sebagai pendiri start-up, memiliki investasi itu berguna untuk awal pengembangan start-upnya sebagai back-up jaminan pendapatannya.
“Awal saya investasi adalah saat kuliah. Kalau saya bisa flashback, harusnya dulu daripada saya beli motor, keren-kerenan, itu semua ngga guna. Paling berguna sebenarnya adalah saat kita investasi ini semua. Investasi itu ngga kerasa uangnya itu udah di sana, menghasilkan, dan jadi jaminan buat saya pada saat memulai start-up ini,” jelasnya.
Lebih jauh, mantan pegawai World Bank ini merasakan, dengan menjadi pendiri sebuah start-up, ia adalah orang yang pertama kali harus berkorban untuk tidak menerima pendapatan sebanyak sebelumnya karena harus memodali usahanya terlebih dahulu. Namun, karena ia berinvestasi, ia masih mendapat pendapatan pasif (passive income) dari hasil investasinya tersebut.
“Jadi, terasanya pada saat mulai start-up, terus terang, kalau kita jadi founder itu, kita harus yang paling pertama berkorban. Tidak
gajian dan lain-lain. Tapi kan kita tidak bisa benar-benar tidak gajian, kita sebenarnya gajian tapi dari hasil investasi kita,” paparnya.
Terakhir, ia berpesan kepada anak muda yang bercita-cita menjadi pendiri sebuah start-up, untuk mulai berinvestasi karena selain menghasilkan, berinvestasi juga akan membiasakan diri untuk mempelajari syarat (terms) perjanjian apabila nanti suatu saat ada
investor yang tertarik bekerjasama dengan start-up yang mereka bangun.
“Jadi, kalau memang punya cita-cita jadi founder start-up, lebih baik mulai dari sekarang belajar investasi dan juga mulai belajar baca terms. Karena saat kita mulai bikin start-up, dapat investor, kita sudah biasa baca terms,” pesannya. (kemenkeu)
Discussion about this post