KeuanganNegara.id– Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi mengurangi impor gas bumi (Liquefied Petroleum Gas/LPG). Caranya dengan membangun hilirisasi komoditas batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME), senyawa pengganti gas dari campuran minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Hal tersebut disampaikan dalam Pidato Presiden mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2020 pada Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Jokowi mengatakan hilirisasi batu bara menjadi DME perlu dilakukan agar Indonesia memiliki alternatif bahan bakar energi baru di masa depan. Sebab, batu bara merupakan komoditas fosil yang rentan habis di masa mendatang.
“Memang negara kita (Indonesia) ini kaya bauksit, batu bara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi, tapi tidak cukup di sana,” ujar Jokowi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8).
“Kalau kita (Indonesia) melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi,” katanya. Selain itu, menurutnya, hilirisasi dapat membuat sektor industri kian tumbuh. Begitu pula dengan kontribusi industri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Ia pun merinci beberapa hilirisasi yang juga bisa dilakukan, yakni menyulap batu bara menjadi DME. Kemudian, melakukan hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel yang mampu mengerek nilai tambah nikel menjadi empat kali lipat.
“Kita (Indonesia) bangun industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, hilirisasi dapat membuat Indonesia mengurangi impor, sehingga turut memperbaiki kondisi neraca perdagangan yang tengah dirundung defisit. Tak ketinggalan, dapat pula menurun defisir transaksi berjalan. (cnn)
Discussion about this post