KeuanganNegara.id– Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan tantangan ekonomi Indonesia ke depan. Setidaknya, ia mewaspadai ketidakpastian ekonomiglobal, krisis negara berkembang, perang dagang, hingga penurunan nilai mata uang yuan China dan peso Argentina.
“Kita tidak boleh lengah. Tantangan ekonomi ke depan semakin berat dan semakin kompleks,” ujar Jokowi di Gedung DPR/MPR, Jumat (16/8).
Ia menuturkan beberapa negara juga sedang mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini membuat Indonesia harus waspada.
Makanya, kebijakan belanja negara sebesar Rp2.528,8 triliun pada tahun depan harus sesuai dengan hasil yang ingin dicapai pemerintah. Dalam hal ini, ia menekankan anggaran tidak boleh berkonsep money follows function, melainkan money follows program.
Ia mencontohkan pertumbuhan ekonomi yang masih meningkat dari 4,88 persen pada 2015 menjadi 5,17 persen pada tahun lalu. Angka pengangguran juga bisa ditekan dari 5,81 persen pada tahun 2015 menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Jika itu dijalankan, ia optimistis kondisi keuangan negara bisa menghalau segala dampak negatif ekonomi eksternal. “Kita harus mengelola fiskal agar lebih sehat, lebih adil, dan menopang kemandirian,” terang dia.
Kemudian, ia juga masih bersyukur bahwa indikator makroekonomi Indonesia masih bisa dijaga dengan baik di tengah gempuran risiko eksternal.
“Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015, menjadi 9,41 persen pada Maret 2019. Terendah dalam sejarah Indonesia,” tandas Jokowi. (cnn)
Discussion about this post