[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah melemah ke Rp14.086 per dolar AS atau sebesar 0,44 persen pada perdagangan pasar spot, Jumat (28/2) pagi. Sebelumnya, mata uang Garuda berada di posisi Rp14.025 per dolar AS pada penutupan pasar, Kamis (27/2).
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap Dolar AS. Won Korea menguat 0,28 persen, Baht Thailand 0,23 persen, dan Yen Jepang 0,16 persen. Dolar Singapura juga turut menguat 0,05 persen, dan Ringgit Malaysia 0,04 persen. Pelemahan hanya terjadi pada Dolar Hong Kong sebesar 0,03 persen, dan Lira Turki di posisi stagnan terhadap Dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap Dolar AS, Poundsterling Inggris dan Dolar Australia menguat dengan nilai masing-masing 0,06 persen dan 0,12 persen. Dolar Kanada dan Euro masing-masing melemah 0,03 persen dan 0,07 persen terhadap Dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari kekhawatiran pasar atas menyebarnya wabah virus corona.
Menurut Ariston, mayoritas pasar khawatir atas menyebarnya virus corona di negara-negara di luar China, seperti Italia, Korea Selatan, negara-negara Timur Tengah, dan AS.
Hal itu ditunjukkan dari tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor yang terus merosot mengindikasikan banyak pihak membeli obligasi untuk mengamankan nilai aset. Diketahui, tingkat imbal hasil obligasi AS sempat ke level 1,235 persen, yakni terendah sepanjang masa.
“Sentimen virus corona kelihatannya masih belum membaik. Tekanan terhadap aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah virus corona di luar China masih besar,” kata Ariston.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.100 per dolar AS pada hari ini.(cnn)
Discussion about this post