[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak mentah dunia kembali merosot pada perdagangan Selasa (7/4) karena pasar meragukan pemotongan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun US$1,18 atau 3,6 persen ke posisi US$31,87 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun US$2,45 atau 9,4 persen menjadi US$23,63 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, atau OPEC+, dijadwalkan bertemu pada Kamis (8/4) untuk membahas pengurangan produksi.
Namun, beberapa menteri energi mengatakan mereka akan memangkas produksi hanya jika AS melakukan hal serupa. Tak hanya AS, mereka juga ingin produsen lainnya di luar OPEC+ seperti Kanada dan Brasil juga sepakat untuk menekan produksi.
Alasannya, OPEC+ telah membatasi produksi dalam beberapa tahun terakhir ketika produsen AS justru meningkatkan produksinya.
“Pasar mengindikasikan bahwa mereka menginginkan kepastian lebih lanjut tentang apakah Rusia dan Saudi akan mencapai kesepakatan untuk membatasi pasokan,” kata Wakil Presiden Riset Pasar Tradition Energy, Gene McGillian.
Ketika debat pemangkasan produksi berlangsung, pasokan minyak mentah terus membanjiri pasar. Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah melonjak 11,9 juta barel pekan lalu menjadi 473,8 juta barel. Kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi para analis yakni 9,3 juta barel.
Sementara itu, AS akan merilis data persediaan minyak pada Rabu waktu setempat. Badan Informasi Energi AS (EIA) memprediksi produksi minyak mentah AS turun 470 ribu barel per hari (bph).
Akan tetapi, permintaan diramal turun lebih dalam yakni 1,3 juta bph pada 2020. Sementara konsumsi bensin AS akan mencapai level terendah dalam 20 tahun pada kuartal kedua 2020.
“Itu akan menjadi penumpukan minyak mentah raksasa, itu akan menjadi penumpukan bensin raksasa,” kata Direktur Berjangka Energi Mizuho Bob Yawger.(cnn)
Discussion about this post