[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.880 per dolar ASpada perdagangan pasar spot Kamis(9/4) sore. Posisi tersebut menguat 2,28 persen dibandingkan perdagangan Rabu (8/4) sore di level Rp16.250 per dolar AS.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp16.241 per dolar AS atau naik tipis dibandingkan posisi kemarin yakni Rp16.245 per dolar AS.
Sore ini, penguatan rupiah tercatat paling besar di Asia. Mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya juga terpantau menguat terhadap dolar AS.
Dolar Singapura menguat 0,13 persen, dolar Taiwan menguat 0,11 persen, Won Korea Selatan menguat 0,08 persen, Peso Filipina menguat 0,05 persen, Rupee India naik 0,06 persen, Yuan China menguat 0,07 persen, dan Ringgit Malaysia menguat 0,26 persen.
Baht Thailand melemah 0,22 persen, Yen Jepang melemah 0,04 persen, dan Dolar Hong Kong melemah 0,02 persen terhadap Bolar AS.
Di negara maju bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen dan Franc Swiss menguat 0,08 persen. Dolar Australia melemah 0,10 persen dan Dolar Kanada melemah 0,24 persen terhadap Dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah ditopang pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang tahan akan resesi akibat pandemi virus corona. Ini mengakibatkan pasar kembali tertarik terhadap pasar Indonesia tercermin dari arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri
“Pernyataan baik oleh IMF maupun pemerintah membawa angin segar bagi perekonomian dalam negeri dan semua tahu bahwa fundamental ekonomi cukup bagus sehingga rupiah kembali menguat,” katanya dalam riset yang diterima.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pandemi corona mulai melambat. Dalam kurun waktu 20 Januari-6 April rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona adalah 12,52 persen per hari. Namun, sejak 24 Maret pertumbuhan jumlah kasus baru di bawah level tersebut, yakni 9,67 persen.
“Bahkan beberapa hari terakhir pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit persentase. Hal ini memunculkan harapan pandemi Covid-19 akan segera berakhir, dan perekonomian bisa segera bangkit,” imbuhnya.
Discussion about this post