KeuanganNegara.id- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan telah ada tambahan komitmen investasi di sektor hilirisasi nikel sebesar US$20 miliar atau setara Rp280 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) hingga 2024 mendatang. Dengan penambahan itu, total komitmen investasi sudah mencapai US$29 miliar atau Rp406 triliun, dari posisi 2018 lalu yang baru menyentuh US$9 miliar.
“Kami cari investasi langsung dari asing yang baru, nanti sampai 2024 jumlahnya hampir US$30 miliar. Ini belum termasuk baterai lithium,” ucap Luhut, Kamis (12/9).
Menurutnya, jika ditambah dengan investasi baterai lithium, maka jumlahnya bisa lebih dari US$30 miliar. Luhut menyebut mayoritas investor ini membangun perusahaannya di Morowali dan Weda Bay.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa nilai tambah yang bisa dihasilkan dari investasi hilirisasi nikel hingga 2024 dapat menyentuh US$35 miliar. Jumlahnya naik berkali-kali lipat dibandingkan dengan 2018 lalu yang hanya US$5,85 miliar.
“Lalu nanti jumlah SDM yang bisa dipekerjakan bisa 95 ribu orang,” jelas Luhut.
Selain hilirisasi nikel, Luhut menyebut pemerintah sedang melakukan pendekatan dengan sejumlah investor yang berniat berinvestasi di mineral lain, seperti bauksit dan aluminium. Nilai investasinya berpotensi lebih dari US$9 miliar.
“Sekarang ada yang lagi kami dekati dari beberapa tempat. Bukan hanya China. Macam-macam, kalau sudah jadi baru bisa bilang,” pungkas Luhut. (cnn)
Discussion about this post