[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Konsumsi dan investasi di dalam negeri (domestik) adalah dua faktor yang perlu dijaga Indonesia untuk meminimalisir dampak pelambatan ekonomi akibat perseteruan perang dagang antara Amerika dan Cina.
“Indonesia, dengan perlambatan ekonomi global, ekonomi kita masih tumbuh cukup resilience dan inflasi yang tetap terjaga karena ekonomi kita didominasi oleh permintaan domestik. Consumption dan investment adalah 2 faktor yang mempengaruhi lebih dari 80 bahkan mendekati 90% dari ekonomi kita. Artinya, kalau kita ingin menjaga perekonomian kita dari pengaruh global, just make sure bahwa dua ini resilience (tahan banting) dan tetap terjaga,” kata Menkeu Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada acara Malam Silaturahmi Keluarga Besar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Tahun 2019 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (01/11).
Ia memberi contoh, meskipun pertumbuhan export negatif tetapi jika konsumsi dalam negeri dan investasi dapat tumbuh di atas 5% maka ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh di atas 5%. Oleh karena itu, pemerintah saat ini fokus untuk memperkuat industri dalam negeri. Jika industri dalam negeri sehat dan menarik maka diharapkan hal ini akan mendorong bergairahnya perekonomian Indonesia (konsumsi dalam negeri) dan menarik investasi lebih banyak ke Indonesia.
“Inilah yang sekarang menjadi fokus kita pada saat external faktor sangat lemah maka kita harus make sure consumption dan investment menjadi positif dan terjaga pada 5% atau di atas 5%,” pungkas Menkeu. (kemenkeu)
Discussion about this post