Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Menkeu Nilai Deflasi September Bukan Sinyal Daya Beli Rendah

Keuangan Negara Indonesia by Keuangan Negara Indonesia
2019-10-02
in Ekonomi, Nasional
Reading Time: 1 min read
A A
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan tingkat harga alias deflasi yang terjadi pada September 2019 bukan pertanda rendahnya tingkat daya beli masyarakat. Sebab, menurutnya, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi deflasi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan indeks harga konsumen tercatat deflasi 0,27 persen secara bulanan pada September 2019. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Agustus 2019 di mana terjadi inflasi 0,12 persen. Sementara, inflasi tahunan tercatat 3,39 persen.

Bendahara negara itu menjelaskan deflasi memang terjadi karena ada penurunan harga kebutuhan masyarakat. Namun, hal itu tak serta merta hanya dipengaruhi oleh sisi daya beli masyarakat. Kondisi industri, sambungnya, bisa saja turut mempengaruhi.

Misalnya, terjadi penurunan harga bahan baku yang mempengaruhi operasional produksi. Hal lain, katanya, bisa terjadi karena biaya pengiriman atau logistik yang lebih murah

 

“Deflasi adalah karena harga turun, ini bisa karena koreksi terhadap (harga) sebelumnya, mungkin ada ongkos produksi yang menurun,” ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/10).

Untuk itu, sambung ia, pemerintah tidak langsung khawatir ketika harga kebutuhan masyarakat di Indonesia tiba-tiba mengalami deflasi. Lebih lanjut, pemerintah tentu akan melihat kondisi ini secara mendalam.

Kendati begitu, ia menekankan tingkat inflasi Indonesia masih sangat terbuka untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, yaitu sebesar 3,5 persen.

“Saya rasa untuk Indonesia itu masih di dalam konteks target inflasi tahunan,” tekannya.

Kemarin, Selasa (1/10), Kepala BPS Suhariyanto menyatakan deflasi September lalu disumbang penurunan harga sejumlah bahan pangan, seperti cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit, telur ayam ras.

“Harga beras pun menyumbang inflasi, tapi tenang saja karena pemerintah memastikan stok beras masih tetap aman,” katanya. (cnn)

KeuanganNegara.id- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan tingkat harga alias deflasi yang terjadi pada September 2019 bukan pertanda rendahnya tingkat daya beli masyarakat. Sebab, menurutnya, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi deflasi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan indeks harga konsumen tercatat deflasi 0,27 persen secara bulanan pada September 2019. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Agustus 2019 di mana terjadi inflasi 0,12 persen. Sementara, inflasi tahunan tercatat 3,39 persen.

Bendahara negara itu menjelaskan deflasi memang terjadi karena ada penurunan harga kebutuhan masyarakat. Namun, hal itu tak serta merta hanya dipengaruhi oleh sisi daya beli masyarakat. Kondisi industri, sambungnya, bisa saja turut mempengaruhi.

Misalnya, terjadi penurunan harga bahan baku yang mempengaruhi operasional produksi. Hal lain, katanya, bisa terjadi karena biaya pengiriman atau logistik yang lebih murah

 

“Deflasi adalah karena harga turun, ini bisa karena koreksi terhadap (harga) sebelumnya, mungkin ada ongkos produksi yang menurun,” ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/10).

Untuk itu, sambung ia, pemerintah tidak langsung khawatir ketika harga kebutuhan masyarakat di Indonesia tiba-tiba mengalami deflasi. Lebih lanjut, pemerintah tentu akan melihat kondisi ini secara mendalam.

Kendati begitu, ia menekankan tingkat inflasi Indonesia masih sangat terbuka untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, yaitu sebesar 3,5 persen.

“Saya rasa untuk Indonesia itu masih di dalam konteks target inflasi tahunan,” tekannya.

Kemarin, Selasa (1/10), Kepala BPS Suhariyanto menyatakan deflasi September lalu disumbang penurunan harga sejumlah bahan pangan, seperti cabai merah, daging ayam ras, dan cabai rawit, telur ayam ras.

“Harga beras pun menyumbang inflasi, tapi tenang saja karena pemerintah memastikan stok beras masih tetap aman,” katanya. (cnn)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
Previous Post

Sektor Manufaktur AS Terpuruk, Trump Kecam The Fed

Next Post

Batal Ditutup, Luhut Sebut Investor AS Lirik Pulau Komodo

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Batal Ditutup, Luhut Sebut Investor AS Lirik Pulau Komodo

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In