KeuanganNegara.id- Bank Indonesia (BI) menyebut aliran modal asing masuk () secara tahun kalender (year-to-date) mencapai Rp190 triliun capital inflow hingga 19 September.
Gubernur BI Perry Warjiyo merinci aliran modal masuk tersebut terdiri atas transaksi Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp130,9 triliun, atau 68,89 persen dari total aliran masuk asing. Sementara itu, aliran modal sebanyak Rp56,8 triliun, atau 29,89 persen berasal dari saham.
“Sementara itu, sisa Rp2,3 triliun berasal dari obligasi korporasi,” jelas Perry, Jumat (20/9).
Meski demikian, jika dihitung secara bersih, aliran modal masuk untuk SBN mencatat net inflow sebesar Rp1,5 triliun. Sementara itu, aliran modal saham mencatat net outflow sebesar Rp1,8 triliun.
Menurut Perry, hal ini terjadi lantaran kondisi pasar keuangan yang memang tak menentu sebagai imbas dari pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat.
Meski demikian, ia menganggap posisi arus modal ini masih baik. Apalagi, risiko berinvestasi di Indonesia kian mengecil lantaran skor Credit Default Swap (CDS) sudah di angka 75,6 atau turun dibanding bulan lalu 92,45.
Sekadar informasi, CDS adalah indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN. Semakin besar skor CDS, maka premi risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi, sehingga potensi gagal bayar semakin terbuka. Sebaliknya, jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga makin rendah.
“Masih ada confident terhadap Indonesia,” jelasnya.(cnn)
Discussion about this post