[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim tingkat inklusi keuangan di Indonesia per September 2019 sudah tembus 75 persen terhadap total penduduk, atau melebihi target yang ditetapkan sampai akhir 2019.
Kenaikan inklusi keuangan berarti masyarakat yang menikmati layanan keuangan juga kian meningkat.
Anggota Dewan Komisioner OJK Tirta Segara optimistis inklusi keuangan pada akhir tahun akan lebih tinggi lagi posisi saat ini. Namun, ia tak memberikan perkiraan pasti angka inklusi keuangan pada Desember 2019.
“Angka lebih dari 75 persen ini baru per September 2019, jadi akhir tahun mudah-mudahan bisa melewati agak banyak,” ucap Tirta.
Posisi inklusi keuangan pada 2016 lalu tercatat masih 67,8 persen. “Inklusi ini adalah bagaimana masyarakat ikut meningkat sektor keuangan, transaksinya. Bukan haya buka rekening di bank,” ucap Tirta.
Selain menargetkan inklusi keuangan, OJK juga mengupayakan agar tingkat literasi keuangan di Indonesia bisa menyentuh 35 persen pada akhir tahun ini. Untuk posisi sekarang, Tirta masih enggan menyebutkan datanya.
Hal yang pasti, posisi pada awal tahun lalu sebesar 31 persen. Jika mengacu pada data tersebut, artinya OJK harus menggenjot literasi keuangan sebesar 4 persen untuk mencapai target.
Literasi kami dorong terus. Kami lakukan sosialisasi di mana-mana bahkan mulai anak masih sekolah dasar (SD) kami edukasi,” kata Tirta.
Ia tak memberikan kepastian apakah target literasi keuangan akan tercapai seperti inklusi pada akhir tahun ini atau tidak. Tirta bilang OJK terus melakukan edukasi di semua lapisan masyarakat terkait lembaga jasa keuangan di Indonesia.
“Itu kami terus lakukan edukasi baik via media sosial (medsos) agar terjangkau ke mana-mana,” pungkasnya.
Discussion about this post