[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui pemerintah masih memiliki tantangan meskipun beberapa indikator pembangunan terbilang stabil dan bahkan membaik seperti pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan menurun, penciptaan kesempatan kerja yang berimbas pada angka pengangguran turun serta ketimpangan menurun.
“Kalau kita bicara growth stability poverty unemployment dan inequality itu membaik kita masih punya PR. Apa PR kita? PR kita adalah struktur ekonomi kita belum kuat ini yang menyebabkan setiap kita tumbuh tinggi di atas 5% muncul yang disebut eksternal deficit yaitu current account dan bahkan sometimes trade account. Sebetulnya defisit sendiri itu tidak menjadi masalah kalau kita bisa membiayai defisit,” kata Menkeu pada acara Business Gathering Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)-Kadin Indonesia-HIPMI Bersama Menteri Keuangan dan Jajaran Kementerian Keuangan RI di hadapan sekitar 1.200 pengusaha.
Mengambil tema “Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy di Tahun 2020” di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski. . Menkeu memberi contoh bagaimana cara mengatasi defisit apabila dianalogikan dalam dunia usaha.
“Jadi, kalau saya bicara sama pengusaha seperti disini saya akan mengatakan Anda kalau ingin melakukan ekspansi nggak punya modal, tidak ada masalah selama Anda punya prospek yang bagus sehingga dapat akses modal. Sama saja seperti defisit nggak punya duit atau constraint dari modal tidak menjadikan Anda tidak bisa ekspansi. Sama seperti perekonomian Indonesia defisit dari sisi current dan trade account itu sebetulnya tidak ada masalah kalau kalau kita bisa membiayai dan membiayai itu adalah berasal dari capital inflow,” ungkap Menkeu.
Menkeu menambahkan, aliran modal masuk atau capital inflow akan menuju ke Indonesia apabila Indonesia memiliki suasana perekonomian aman stabil sehingga menjadi tujuan investasi dan orang menganggap bahwa pergi ke Indonesia atau memegang surat berharga Republik Indonesia itu menarik, menguntungkan sehingga seseorang akan menanamkan modalnya di Indonesia.
“Saya ingin menutup dengan mengatakan 2020 kita punya banyak alasan untuk tetap menjaga optimisme kita. Kita juga punya modal untuk tetap menjaga hubungan yang baik dan harmonis antara pemerintah dengan stakeholder termasuk pengusaha. Namun, kita juga tidak boleh tidak waspada karena lingkungan memang terus bergerak dan berubah. Optimisme dengan kewaspadaan adalah campuran yang baik untuk kita bisa menjalani tahun 2020 dan semoga ini membuahkan hasil yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Menkeu. (ikemenkeu)
Discussion about this post