KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.205 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Jumat (9/8) pagi. Rupiah menguat 0,06 persen dibanding penutupan pada Kamis (8/8) yakni Rp14.213 per dolar AS.
Pagi hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang menguat seperti yen Jepang menguat 0,08 persen, baht Thailand menguat 0,08 persen, dan peso Filipina menguat 0,28 persen.
Terdapat pula mata uang yang melemah seperti dolar Singapura sebesar 0,02 persen, dolar Hong Kong sebesar 0,02 persen, dan won Korea Selatan sebesar 0,07 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS seperti poundsterling Inggris sebesar 0,05 persen, euro sebesar 0,11 persen, dan dolar Australia sebesar 0,17 persen.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi dengan rilis neraca pembayaran pada kuartal II. Jika defisit transaksi berjalan lebih kecil dibanding kuartal lalu, maka ini bisa menjadi angin segar bagi rupiah hari ini.
“Jadi sekarang pelaku pasar sedang menunggu hasil neraca pembayaran Indonesia. Mungkin rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.100 hingga Rp14.230 per dolar AS hari ini,” jelas Deddy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/8).
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah juga masih dipengaruhi dari perkembangan perang dagang antara AS dan China.
AS berencana untuk menaikkan tarif bea masuk impornya sebesar 10 persen untuk produk impor China sebesar US$300 miliar. China kemudian membalasnya dengan melakukan devaluasi atas yuan agar ekspornya masih bisa terkendali.
Hanya saja, Bank Sentral China kembali menstabilkan mata uangnya guna menahan keluarnya arus modal ke luar negeri. Kemudian, ada harapan AS dan China kembali bernegosiasi di awal bulan ini.
“Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif,” jelas dia. (cnn)
Discussion about this post