[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau ke posisi 5.928 pada penutupan perdagangan Rabu (19/2) sore. Indeks saham tercatat menguat 41,83 poin atau 0,71 persen.
RTI Infokom mencatat investor membukukan transaksi sebesar Rp6,2 triliun dengan volume 6,59 miliar saham. Pelaku pasar asing tercatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp106,62 miliar.
Pada penutupan kali ini, 175 saham bergerak melemah, 207 naik, dan 145 lainnya tidak bergerak. Di sisi lain, indeks sektoral ditutup kompak menguat, kenaikan dipimpin oleh sektor industri aneka sebesar 1,93 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pukul 16.06 WIB terpantau melemah 0,18 persen ke level Rp13.690 per dolar AS. Sejak pagi, rupiah bergerak dalam rentang Rp13.665 – Rp13.719 per dolar AS.
Sementara, bursa di Asia kompak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Kospi Index di Korea Selatan menguat tipis 0,07 persen. Sementara, Nikkei225 di Jepang menguat 0,89 persen dan Hang Seng Composite di Hong Kong naik 0,44 persen.
Senada, indeks saham di Eropa juga menghijau. Indeks CAC All-Tradable di Perancis naik 0,42 persen, FTSE100 di Inggris menguat 0,78 persen, dan indeksDAX di Jerman naik 0,37 persen.Nilai tukar rupiah berada di Rp13.700 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (19/2) sore. Mata uang Garuda tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan .
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.717 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi Selasa (18/2), yakni Rp13.676 per dolar AS.
Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, rupee India melemah 0,38 persen, yen Jepang 0,20 persen, dan ringgit Malaysia 0,18 persen.
Selanjutnya, lira Turki melemah 0,08 persen, disertai dolar Hong Kong dan dolar Taiwan yang sama-sama melemah 0,04 persen. Di sisi lain, penguatan terjadi pada peso Filipina 0,19 persen, baht Thailand 0,14 persen, dolar Singapura 0,13 persen dan yuan China 0,04 persen, serta won Korea sebesar 0,02 persen terhadap dolar AS.
Selain data makro, Nafan menyebut penyebaran wabah COVID-19 secara agresif juga menjadi sentimen negatif yang melemahkan rupiah, dan bisa mengancam instabilitas moneter apabila tidak ditangani secara serius.Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Terpantau, dolar Australia dan dolar Kanada menguat masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,20 persen. Selain itu, euro juga menguat 0,12 persen, dan poundsterling Inggris terpantau menguat 0,09 persen terhadap dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan rupiah hari ini disebabkan oleh minimnya data makro ekonomi Indonesia.
“Pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh minimnya data makroekonomi Indonesia yang memberikan high market impact (dampak),” ujar Nafan.
Di sisi lain, Nafan mengatakan bahwa para pelaku pasar sangat antusias menantikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dalam rangka menetapkan BI 7 Day (Reverse) Repo Rate.
Lebih lanjut, Nafan memprediksi rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.651 hingga Rp13.770 pada perdagangan Kamis (20/2) esok.
“Pola shooting star candle pada daily chart terbentuk mengindikasikan adanya potensi apresiasi rupiah terhadap dolar AS,” pungkasnya.(cnn)
Discussion about this post