[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.645 per dolar ASpada perdagangan pasar spot Selasa (14/4) sore. Mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,1 persen dari Rp15.660 per dolar AS dibanding pagi tadi.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.722 per dolar AS atau menguat dari Rp15.840 per dolar AS dari Kamis (9/4).
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lain. Ringgit Malaysia yang melemah 0,25 persen, Yuan China minus 0,15 persen, Dolar Singapura minus 0,06 persen, Peso Filipina minus 0,05 persen, Baht Thailand minus 0,05 persen.
Sedangkan sisanya berhasil ke zona hijau. Yen Jepang menguat 0,19 persen, Won Korea Selatan 0,06 persen, dan Dolar Hong Kong 0,02 persen.
Mata uang negara maju kompak berhasil menaklukkan Dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,5 persen, Rubel Rusia 0,33 persen, Franc Swiss 0,22 persen, dolar Australia 0,17 persen, Euro Eropa 0,13 persen, Dolar Kanada 0,04 persen,
Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah cenderung melemah hari ini karena sejumlah sentimen dari global dan nasional. Dari global, sentimen utama datang dari peningkatan jumlah kasus positif virus corona di dunia.
Data John Hopkins University mencatat jumlah kasus mencapai 1,88 juta pada Selasa (14/4) pukul 15.00 WIB. Dari jumlah tersebut, sebanyak 458 ribu orang sembuh dan 119 ribu meninggal.
Kendati jumlah kasus meningkat, namun sejumlah negara mulai berencana melonggarkan penutupan akses (lockdown). “Misalnya, Spanyol yang memungkinkan 300 ribu pekerja kembali bekerja dan Italia memungkinkan sejumlah kecil perusahaan untuk beroperasi,” kata Ibrahim.
Di sisi lain, mulai ada perbaikan kinerja ekonomi. Hal ini tercermin dari data kinerja ekspor China turun 6,6 persen dan impor turun 0,9 persen pada Maret 2020.
“Rilis data ekonomi China setidaknya lebih baik dari perkiraan sebelumnya disebabkan oleh sebagian wilayah yang kembali beraktivitas dan pembatasan lockdown mulai dilonggarkan di pusat industri Wuhan,” terang dia,
Di dalam negeri, sentimen pergerakan nilai tukar rupiah datang dari kebijakan penahanan tingkat suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) di level 4,5 persen pada bulan ini. Kendati bank sentral menahan penurunan bunga, namun intervensi di pasar spot, DNDF, dan SBN setidaknya mampu menjaga kepercayaan pelaku pasar.
Selain itu, sentimen juga berasal dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyentuh minus 2,6 persen. Menurutnya, proyeksi ini mempengaruhi pelaku pasar meski pemerintah terus menyiapkan kebijakan stimulus ekonomi.(cnn)
Discussion about this post