KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.091 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Senin (9/9) pagi. Posisi tersebut menguat 0,07 persen dibanding penutupan Jumat (6/9) yang di Rp14.101 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, yen Jepang melemah 0,04 persen, dan baht Thailand melemah 0,09 persen. Di sisi lain, hanya won Korea Selatan yang menguat terhadap dolar AS sebesar 0,24 persen.
Nilai tukar mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, euro melemah 0,11 persen, dan dolar Australia melemah 0,13 persen.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan penguatan rupiah di pagi hari disebabkan oleh sentimen yang terjadi di AS.
Penguatan rupiah juga ditopang dari sisi domestik, utamanya dari data cadangan devisa di angka US$126,4 miliar, atau yang tertinggi sejak Februari 2018.Pada Agustus 2019, Departemen Ketenagakerjaan AS mencatat jumlah tambahan pekerjaan baru (non-farm payroll) hanya 130 ribu pekerjaan atau lebih kecil dari perkiraan semula yakni 158 ribu pekerjaan.
Ini membuka ruang bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya Fed Rate. Selain itu, pelaku pasar akhirnya hati-hati di dalam menempatkan investasinya dalam bentuk dolar AS.
“Kalau data ketenagakerjaan Jumat malam melebihi ekspektasi, rally rupiah bisa saja tertahan,” jelas Deddy.
Rupiah juga mendapat angin segar dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di Zurich pada Jumat (6/9) waktu setempat. Powell mengatakan bahwa The Fed kemungkinan masih akan melonggarkan kebijakan suku bunga acuannya agar tidak mau kehilangan momentum inflasi.
“Mengingat data ketenagakerjaan ini di bawah ekspektasi pasar dan narasi The Fed seperti ini, bukan tidak mungkin penguatan rupiah mencapai kisaran Rp14.000 atau bahkan ke Rp13.900 per dolar AS. Tapi beberapa kondisi tetap perlu dicermati, seperti rapat The Fed tanggal 18 nanti,” tutur dia. (cnn)
Discussion about this post