KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.135 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (6/9) pagi. Posisi ini menguat 0,14 persen dibanding perdagangan kemarin sore, yakni Rp14.155 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, baht Thailand menguat 0,03 persen, won Korea Selatan menguat 0,26 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,39 persen.
Namun, terdapat pula mata uang yang melemah seperti dolar Singapura sebesar 0,04 persen dan yen Jepang sebesar 0,12 persen. Nilai tukar mata uang negara maju juga tercatat melemah terhadap dolar AS, seperti dolar Australia sebesar 0,01 persen, euro sebesar 0,04 persen, dan poundsterling Inggris sebesar 0,06 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah masih terkena angin segar dari rencana pertemuan AS dan China pada Oktober mendatang untuk mencari titik temu perang dagang.
Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang telah menghubungi Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September lalu untuk menyepakati dialog di Washington DC pada awal Oktober.
“Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September,” ujar Ibrahim, Jumat (6/9).
Hanya saja, laju pelemahan indeks dolar AS tertahan oleh data ketenagakerjaan AS yang diperkirakan membaik. Data perusahaan manajemen gaji ADP mengatakan perusahaan-perusahaan AS merekrut 195 ribu pekerja pada Agustus atau melebihi ekspektasi analis yakni 158 ribu pekerja.
Namun, analis dan pelaku pasar cenderung menunggu data pemerintah AS yang akan keluar pada Jumat (6/9) waktu setempat.
“Jadi dalam transaksi hari ini rupiah kemungkinan masih akan menguat meskipun akan ditutup tipis antara 5-15 point. Adapun, range hari ini berkisar di Rp14.130 hingga Rp14.185 per dolar AS,” tandasnya.
Discussion about this post