[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah berada di Rp14.020 per dolar AS pada Selasa (10/12) sore. Posisi tersebut melemah sebesar 0,07 persen dibandingkan nilai pada penutupan perdagangan pada Senin (9/12).
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.004 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Senin (9/12), yakni Rp14.021 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat rupee India menguat 0,27 persen, peso Filipina 0,22 persen, serta Lira Turki sebesar 0,08 persen. Dolar Taiwan juga menguat 0,04 persen, diikuti Dolar Hong Kong dan Yuan China yang menguat tipis sebesar 0,02 persen.
Pelemahan terjadi pada won Korea sebesar 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,10 persen, yen Jepang 0,07 persen, serta dolar Singapura yang melemah tipis 0,01 persen. Hanya baht Thailand yang berada di posisi stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar terpantau menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,11 persen, dan euro menguat dengan nilai 0,09 persen, serta dolar Kanada sebesar 0,04 persen. Sementara dolar Australia berada di posisi stagnan dan tag bergerak terhadap dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen global terkait kesepakatan dagang antara AS dan China yang belum jelas. Menurut Ibrahim, pasar masih khawatir atas keberlangsungan kesepakatan dagang, mengingat batas waktu untuk putaran tarif impor Cina ke AS berikutnya dilakukan pada 15 Desember.
“Tanpa perjanjian parsial, AS dapat mengenakan tarif tambahan sejumlah 160 miliar dolar pada barang-barang Tiongkok, termasuk mainan dan telepon pintar,” kata Ibrahim. (cnn)
Discussion about this post