[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut skema berbagi beban (burden sharing) antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) tidak berlanjut di 2021. Pasalnya kesepakatan untuk skema ini hanya berlaku untuk tahun ini saja.
Meski demikian, bank sentral akan tetap menjadi standby buyer bagi surat utang pemerintah yang diterbitkan. Oleh karena itu, penerbitan melalui skema private placement langsung kepada BI tidak akan dilakukan lagi pada tahun depan.
“BI sebagai standby buyer akan dipertahankan, tapi pembiayaan melalui private placement itu eksepsional hanya one off untuk 2020,” kata dia, dalam video conference di Jakarta.
Ia menambahkan BI akan dilibatkan dalam setiap lelang surat utangnegara dalam rangka memberi kestabilan dan keseimbangan antara supply dan demand. Jika diperlukan maka bank sentral bisa melakukan pembelian dengan skema yang ada.
Untuk tahun depan, pemerintah menetapkan pembiayaan anggaran sebesar Rp971,2 trilin atau turun 6,5 persen dari tahun ini yang Rp 1.039,2 triliun. Pembiayaan anggaran 2021 untuk menutup defisit anggaran yang diproyeksi 5,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan mengoptimalkan dari sisi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) baik dari domestik maupun global. Termasuk penerbitan SBN ritel untuk pendalaman pasar surat utang oleh investor domestik.
“Kita akan oportunistik dan mencari momen maupun kesempatan bagi kita untuk menerbitkan SBN baik domestik ritel dan nonritel, konvensional dan syariah, maupun global berdasarkan timing,” pungkasnya. (msn)
Discussion about this post