[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui penjualan surat utang jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 016 sepi pembeli karena imbal hasil yang ditawarkan menurun. Imbasnya, penjualan ORI16 tidak mencapai target penjualan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penjualan ORI16 hanya mencapai Rp8,21 triliun. Realisasi itu 91,2 persen dari target pemerintah, Rp9 triliun.
Sri Mulyani menduga penjualan ORI16 tidak mencapai target karena tingkat imbal hasil yang ditawarkan hanya sebesar 6,8 persen. Sebagai pembanding, penawaran ORI15 yang dirilis sebelumnya menawarkan imbal hasil 8,25 persen.
“Saya tahu masyarakat punya appetite (selera), mungkin ada ekspektasi return (imbal hasil) yang diharapkan,” ungkap Sri Mulyani di Kemenkeu, Jakarta.
Menurut ia, penurunan tingkat imbal hasil terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) terus memangkas tingkat bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) dalam empat bulan terakhir. Sejak awal tahun ini, tingkat bunga acuan BI sudah turun 100 basis poin (bps) atau 1 persen menjadi 5 persen.
Kendati begitu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengaku tidak ambil pusing dengan penurunan minat dan realisasi penjualan ORI16. Sebab, ia melihat penawaran surat utang ke depan masih cukup cemerlang.
“Setidaknya kami akan jaga dari sisi kebutuhan pembiayaan kita melalui diversifikasi instrumen dari ritel,” ujarnya.
Di sisi lain, katanya, ia akan terus berkoordinasi dengan regulator sektor keuangan, seperti BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu dilakukan agar para regulator bisa menciptakan instrumen investasi yang menarik bagi masyarakat dan bisa menjadi sumber pembiayaan bagi pemerintah dan para pihak yang membutuhkan.
“Sehingga selalu ada harmoni dalam menjaga sektor keuangan dan imbal hasil yang mencerminkan risiko riil yang dianggap fair (adil) untuk semuanya, investor, maupun issuer-nya, dalam hal ini negara,” tuturnya.
Berdasarkan data DJPPR Kemenkeu, penjualan ORI16 sekitar 72,8 persen dibeli oleh investor baru dengan nilai mencapai Rp4,95 triliun. Dari sisi segmentasi pembeli, mayoritas dikuasai oleh investor milenial sekitar 33,82 persen. (cnn)
Discussion about this post