KeuanganNegara.id- Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji melakukan harmonisasi dari kebijakan pelonggaran moneter dengan kebijakan fiskal. Tujuannya, agar penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) benar-benar berperan dalam pertumbuhan ekonomi RI.
“Policy (kebijakan) yang sudah dilakukan oleh BI akan kami sinkronkan dengan pemerintah, baik fiskal ke depan maupun yang sekarang,” tutur Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/8).
Menurutnya, BI melakukan penurunan bunga acuan BI karena arah kebijakan moneter dari bank-bank sentral di dunia mengarah pada hal yang sama. Selain itu, ia mengatakan BI mungkin sengaja menurunkan bunga acuan agar bisa memberikan stimulus kepada perekonomian Indonesia.
“Dalam komunikasinya ingin agar momentum pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga,” katanya. Oleh karenanya, sambung dia, pemerintah selaku pengelola kebijakan fiskal juga akan memainkan peran yang sama, yaitu memacu pertumbuhan ekonomi, mempertahankan stabilitas ekonomi, hingga meneruskan pembangunan.
Bahkan, dengan kerja sama yang baik dengan BI, maka sinkronisasi kebijakan moneter dan fiskal bisa menjadi bantalan bagi ekonomi Indonesia dari tekanan ekonomi global.
Seperti diketahui, sejumlah lembaga terus mengoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dilakukan lantaran ada bayang-bayang perlambatan ekonomi yang dipicu oleh berbagai hal.
Mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, konflik geopolitik di Timur Tengah, hingga fluktuasi harga komoditas di pasar internasional.
“Kami bersama BI akan menjaga ekonomi Indonesia kalau sinyalnya dalam perekonomian secara global semakin kuat akan ada pelemahan, maka kami bersama BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mempelajari itu dan bagaimana menentukan sikap-sikap dari sisi policy mix kami,” tekannya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke posisi 5,5 persen pada bulan ini. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility yang turun ke 4,75 persen dan 6,25 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik. “Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal,” imbuh Perry. (cnn)
Discussion about this post