[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mewaspadai dampak dari penyebaran virus corona yang berasal dari China ke stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia. Pasalnya, kekhawatiran pelaku pasar akan virus corona menjadi sentimen yang mempengaruhi pergerakan saham dan nilai tukar mata uang di pasar internasional.
“Dari sisi potensi (dampak) kami akan melihat dari regional dan global karena menyangkut lebih banyak muncul (kekhawatiran) virus tertransmisikan seperti (virus) SARS dan H1N1,” ujar Sri Mulyani.
Kendati begitu, Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) itu belum bisa memperkirakan seperti apa dampak virus corona bila terus menerus menyebar ke berbagai negara. Saat ini, virus corona dikabarkan sudah bergerak dari China ke Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Makau, hingga Amerika Serikat.
Sementara di Indonesia, sejauh ini belum ada keluhan masyarakat akan virus tersebut. Kendati begitu, bendahara negara mengatakan bakal berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
“Dari sisi penyakit dan ancaman, kami berkoordinasi dengan Kemenkes. Beberapa antisipasi sudah dilakukan dengan beberapa langkah, seperti di airport, rumah sakit, industri yang berhubungan denagn virus maupun lembaga kesehatan lain,” jelasnya.
Di Indonesia, virus corona dari Negeri Tirai Bambu setidaknya memberi kekhawatiran kepada pelaku pasar. Akibatnya, persebaran virus ini menjadi sentimen bagi perdagangan mata uang dan emas.
Nilai tukar rupiah melemah ke 0,04 persen dari Rp13.669 menjadi Rp13.675 per dolar AS pada pagi tadi. Begitu juga dengan harga emas Antam yang turun Rp2.000 dari Rp771 ribu menjadi Rp769 ribu per gram.
“Pasar keluar dari (kepemilikan) emas dan masuk ke dolar AS karena kekhawatiran terhadap virus corona yang mematikan dari China, ini sudah masuk AS juga,” ujar analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra.(cnn)
Discussion about this post