KeuanganNegara.id- PT Sriwijaya Air menepis kabar yang menyebut bahwa maskapai penerbangannya akan berhenti beroperasi. Perseroan juga menampik informasi terkait penghentian layanan reservasi tiket mulai hari ini, Jumat (27/9).
Kabar tersebut bermula dari beredarnya salinan email kepada karyawan Sriwijaya Air yang berisi dua informasi tersebut. Namun, Komisaris Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena membantah kebenaran email tersebut.
“Email tersebut tidak benar,” katanya
Jefferson menegaskan perseroan tetap beroperasi secara normal hingga hari ini. Ia juga masih menyediakan layanan reservasi tiket. Tak hanya itu, ia juga menyangkal kabar yang menyebut jika maskapai itu berpotensi beroperasi.
“Pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air merupakan upaya dalam menjaga brand Garuda Indonesia Group, khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air Group yang tidak sejalan dengan standardisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak ada dispute (sengketa) KSM tersebut,” ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan.Ini merupakan buntut sengketa kerja sama manajemen (KSM) antara Sriwijaya Air Group dengan Garuda Indonesia Group.”Sampai hari ini kami masih beroperasi normal,” imbuhnya.
Untuk rute Jakarta-Surabaya pada penerbangan Sabtu 28 September 2019 masih didapati penerbangan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.
Berdasarkan salinan email yang diperoleh disebutkan Sriwijaya Air memberikan informasi kepada karyawan terkait potensi berhenti operasional dan meminta karyawan menyetop layanan reservasi tiket.
“Dear team, guna menghindari dampak yang lebih besar terkait diberhentikannya dukungan maintenance dari GMF dan hasil audiensi dengan DKUPPU & DAU, di mana terdapat potensi STOP OPERATION, maka agar dilakukan Close Reservation untuk DOT 27 September-UFN eff per hari ini,” tulis email tertanggal 25 September itu.
Sebelumnya, akibat sengketa KSM Garuda Indonesia Group memutuskan untuk mencabut logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air.
KSM antara kedua perusahaan terjalin sejak 19 November 2018 lalu. Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari upaya perbaikan kinerja keuangan Sriwijaya Air Group yang menanggung utang kepada sederet perusahaan pelat merah di antaranya ke anak perusahaan Garuda PT GMF AeroAsia, PT Pertamina (Persero), dan PT Angkasa Pura I dan II. (cnn)
Discussion about this post