[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp16.500 per dolar ASpada perdagangan Selasa (24/3) sore. Posisi tersebut menguat 0,45 persen dibandingkan perdagangan Senin (23/3) sore kemarin.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp16.486 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Senin (23/3) kemarin, yakni Rp16.608 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau menguat terhadap dolar AS. TWon Korea menguat 1,34 persen, Peso Filipina 0,75 persen, dan Dolar Singapura 0,68 persen. Lira Turki menguat 0,51 persen, Yen Jepang 0,49 persen, Ringgit Malaysia 0,36 persen, Yuan China 0,17 persen, Dolar Taiwan sebesar 0,16 persen, rupee India 0,09 persen dan Dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,01 persen. Pelemahan hanya terjadi pada Baht Thailand sebesar 0,13 persen terhadap Dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia dan Dolar Kanada masing-masing menguat sebesar 2,02 persen dan 0,57 persen, Poundsterling Inggris yang juga menguat 0,98 persen dan Euro yang menguat sebesar 0,80 persen terhadap Dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan nilai rupiah disebabkan oleh langkah positif bank Sentral AS The Fed. Sebelumnya, The Fed mengumumkan pelonggaran kuantitatif tak terbatas dan program-program untuk mendukung pasar kredit pada hari Senin (23/3) kemarin.
Hal tersebut merupakan upaya The Fed untuk menghambat pelemahan ekonomi dari pembatasan darurat pada perdagangan terkait virus corona. Namun, Ibrahim menyebut kebijakan itu tidak memadamkan kekhawatiran pasar secara penuh.
“Langkah Fed kemungkinan akan mengurangi pukulan bagi banyak perusahaan dalam jangka panjang, tetapi investor tetap gelisah di tengah ketidakpastian tentang tingkat pandemi tersebut,” ucap Ibrahim.
Menurut Ibrahim, kini pasar tengah menunggu anggota parlemen AS untuk memberikan paket stimulus fiskal, yang sejauh ini belum disetujui.
Lebih lanjut, Ibrahim menyebut rupiah berpotensi bergerak melemah di kisaran Rp16.450 hingga Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan Rabu (25/3) esok hari.(cnn)
Discussion about this post