KeuanganNegara.id- Survey Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2019 melambat. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2019 yang tercatat sebesar 216,6 atau hanya tumbuh 1,1 persen secara tahunan. Padahal, IPR bulan sebelumnya masih tumbuh 2,4 persen di level 221,2.
“Kinerja penjualan eceran tersebut ditopang oleh kelompok suku cadang dan aksesori yang tumbuh tinggi, serta kelompok komoditas perlengkapan rumah tangga lainnya yang tumbuh meningkat, antara lain barang elektronik selain audio/video dan perabot rumah tangga,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di situs resmi BI, dikutip Rabu (9/10).
Tercatat, IPR kelompok perlengkapan rumah tangga tumbuh 8,3 persen menjadi 183,4, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4 persen.
Sementara, penurunan terbesar terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi yang merosot 8,4 persen menjadi 108,4.
Secara regional, penjualan eceran di sejumlah kota terjadi ekspansi, di antaranya Makassar yang tumbuh 26,4 persen, Banjarmasin 25,7 persen, dan Surabaya 20,3 persen.
Pada Oktober 2019, BI memperkirakan kinerja penjualan eceran akan membaik. Hal itu terindikasi dari IPR September 2019 yang diprakirakan tumbuh sebesar 2,1 persen menjadi 215,2.
“Peningkatan tersebut terutama bersumber dari meningkatnya pertumbuhan penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya dan kelompok makanan, minuman & tembakau, serta tetap tingginya pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori,” tuturnya.
Lebih lanjut, hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam enam bulan mendatang diprediksi bakal menurun. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 6 bulan yang akan datang sebesar 168,2 atau lebih rendah dibandingkan IEH pada bulan sebelumnya, 174,7. (cnn)
Discussion about this post