KeuanganNegara.id- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan meski isu resesi ekonomi tengah menerpa sejumlah negara, termasuk Indonesia, pertumbuhan dalam negeri akan tetap stabil. Ia yakin, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran 5 persen pada kuartal III 2019.
Keyakinan ia dasarkan pada laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang kemungkinan masih cukup baik pada Juli-September 2019. Menurutnya, laju konsumsi rumah tangga masih bisa mengimbangi penurunan kontribusi dari sektor perdagangan, baik ekspor maupun impor.
Darmin tak memungkiri isu perlambatan ekonomi dunia dan di sejumlah negara akan menekan kinerja perdagangan dan menghantui ekonomi dalam negeri. Apalagi kondisi tersebut mengakibatkan harga sejumlah komoditas berfluktuasi.
“Kami memang bergantung pada demand dalam negeri daripada ekspor. Tapi jangan dicampur aduk kalau dunia lagi payah, kita dianggap payah juga,” ungkap Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta
Sementara dari sisi kinerja perdagangan, Darmin mengatakan ekspor dan impor sejatinya tetap baik-baik saja. Bahkan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan pada Agustus 2019.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$80 juta pada Agustus 2019. Surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$14,28 miliar, sementara impor hanya US$14,2 miliar.
Posisi ini membaik dari Juli 2019 yang mengalami defisit US$63,5 juta dan Agustus 2018 yang defisit US$1,02 miliar. Namun, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Agustus 2019 masih defisit US$1,81 miliar.
“Ekspor impor enam bulan terakhir memang melambat, tapi bulan lalu keadaan sedikit berubah, impor mulai naik, di barang baku dan barang modal,” katanya.(cnn)
Discussion about this post