KeuanganNegara.id– Badan Kebijakan Fiskal (BKF) meluncurkan Tinjauan Ekonomi, Keuangan dan Fiskal (TEKF) yang tahun 2019 akan diterbitkan 3 bulan sekali. Sebelumnya TEKF diterbitkan 5 kali dalam setahun sejak tahun 2016.
TEKF membahas ekonomi terkini di Indonesia yang dilihat secara kuartalan atau tiga bulan sekali. Berbeda dengan Laporan #APBNKita yang melaporkan kondisi APBN terkini perbulan.
“TEKF merupakan terbitan per kuartal yang berisi analisis mendalam serta kebijakan berbasis riset mengenai perekonomian Indonesia,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara “Economic Dialogue, Resilience Amidst Increasing Global Uncertanties” atau “Dialog Ekonomi, Ketahanan di Tengah Ketidakpastian Global” pada Kamis, (01/08) di Aula Djuanda Gedung Juanda I Kementerian Keuangan, Jakarta.
Menkeu juga sedikit menyinggung isi dalam laporan tersebut dimana Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam mencapai momentum pertumbuhan seperti defisit transaksi berjalan yang harus diperbaiki serta bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan jaminan kesehatan universal. Selain itu juga masalah infrastruktur dan konektivitas yang terus dibangun sebagai modal dasar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi.
Pada Edisi II Tahun 2019 ini terdapat laporan khusus mengenai Strategi Pembiayaan & Asuransi Risiko Bencana Menuju Pembiayaan Bencana yang Berkelanjutan selain laporan hingga semester pertama pelaksanaan APBN.
Kepala BKF Suahasil Nazara berharap TEKF menjadi sumber pengetahuan tepercaya tentang perekonomian Indonesia dan update kebijakan. TEKF kali ini juga diluncurkan dalam bahasa Inggris untuk mencapai audiens yang lebih luas. (kemenkeu)
Discussion about this post