[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, selama lima hari digelar, pameran perdagangan internasional Trade Expo Indonesia (TEI) telah membukukan kontrak dagang (buying mission) senilai US$9,3 miliar atau setara Rp131,13 triliun (asumsi kurs Rp14.100 per dolar AS). Nilai kontrak potensi ekspor tersebut meningkat 9,6 persen dibandingkan realisasi tahun lalu, US$8,49 miliar. Namun, perolehan tersebut baru 96,9 persen dari target tahun ini yang dipatok US$9,6 miliar.
“Perolehan tersebut merupakan hasil penghitungan hingga hari ini (Minggu, (20/10)), pukul 13.00 WIB. Transaksi tersebut masih akan terus bertambah, mengingat beberapa buyers terus melakukan negosiasi dan kunjungan ke produsen,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Dody Edward.
Ia mengungkapkan raupan kontrak dagang tersebut terdiri dari transaksi barang/produk, transaksi investasi, dan transaksi jasa.
Negara dengan transaksi perdagangan barang tertinggi adalah Mesir, Jepang, Tiongkok, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Sementara itu, produk transaksi terbesar adalah makanan olahan, kertas dan produk kertas, minyak kelapa sawit (CPO), produk pertanian, dan kopi.
Pada kegiatan penjajakan kerja sama bisnis, terdapat buyers dari 36 negara yang berpartisipasi, di antaranya Jepang, Meksiko, India, Serbia, dan Malaysia.
Selanjutnya, ia menyebut sebanyak 1.500 perusahaan berpartisipasi sebagai peserta pameran. Jumlah ini meningkat 29,3 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 1.160.
Dari jumlah peserta tahun ini, tercatat 295 pelaku usaha dari 34 provinsi di Indonesia mengisi Paviliun Pangan Nusantara. Untuk jumlah pengunjung, juga terjadi peningkatan pada TEI tahun ini dibanding tahun lalu sebesar 15,8 persen yaitu dari 33.333 pengunjung menjadi 38.590 pengunjung. Dari jumlah tersebut, buyers tercatat sebanyak 5.293 orang telah hadir dari 135 negara dan akan terus bertambah hingga pameran berakhir pada Minggu malam.
“Hasil final baik transaksi maupun jumlah pengunjung akan kami sampaikan pada konferensi pers pada 25 Oktober 2019,” lanjutnya.
Menurutnya, pelaku usaha harus dapat memanfaatkan setiap peluang untuk mempromosikan produk-produk unggulannya ke pasar global. Di saat yang sama, pemerintah akan berusaha membantu pelaku usaha yang ingin meningkatkan ekspornya. (cnn)
Discussion about this post