[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiahmelemah ke Rp13.933 per dolar AS atau sebesar 0,02 persen pada perdagangan pasar spot, Senin (6/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.930 per dolar AS pada penutupan pasar Jumat (3/1).
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap Dolar AS. Baht Thailand menguat 0,08 persen, Yen Jepang 0,06 persen, Lira Turki 0,03 persen dan Ringgit Malaysia yang menguat tipis 0,02 persen. Pelemahan terjadi pada Won Korea, Dolar Hong Kong serta Dolar Singapura yang sama-sama melemah sebesar 0,03 persen.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Kanada menguat 0,14 persen, Euro menguat 0,04 persen, diikuti Dolar Australia yang menguat tipis 0,01 persen. Poundsterling Inggris yang melemah sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari hubungan AS dan Iran yang memanas.
“Kekhawatiran pasar akan terjadinya perang di Timur Tengah antara AS dan Iran masih bisa menjadi penekan rupiah hari ini,” kata Ariston.
Sebelumnya, tewasnya Jenderal Iran Qaseem Soelamani akibat serangan AS memicu meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Presiden Trump pun menyatakan dengan tegas di akhir pekan lalu bahwa AS akan kembali menyerang Iran apabila Iran membalas tindakan AS tersebut.
Dengan kondisi yang kian memenas tersebut, lanjut Ariston, tidak menutup kemungkinan rupiah berpotensi tertekan hingga melampaui Rp14 ribu per dolar AS.
“Karena kondisi itu, kemungkinan rupiah dapat terus tertekan, dan melemah ke area Rp14 ribu per dolar AS,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.900 hingga Rp14.000 per dolar AS pada hari ini. (cnn)
Discussion about this post