[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp14.088 per dolar AS atau sebesar 0,02 persen pada perdagangan pasar spot Selasa (26/11) sore. Sebelumnya, Kurs rupiah berada di posisi Rp14.086 per dolar AS pada penutupan perdagangan pada Senin (25/11).
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.081 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi Senin (25/11), yakni Rp14.091 per dolar AS.
Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina melemah 0,19 persen, ringgit Malaysia 0,16 persen, dan lira Turki melemah 0,15 persen.
Dolar Singapura juga melemah 0,11 persen, yuan China 0,07 persen, dolar Taiwan 0,05 persen, serta dolar Hong Kong melemah tipis 0,02 persen.
Penguatan terjadi pada rupee India sebesar 0,22 persen, baht Thailand 0,09 persen, dan yen Jepang menguat tipis 0,02 persen. Hanya won Korea yang terlihat berada di posisi stagnan, tak bergerak terhadap dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris melemah 0,19 persen, dolar Kanada melemah 0,10 persen, dan dolar Australia 0,04 persen. Sementara hanya euro yang menguat sebesar 0,04 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan nilai rupiah disebabkan oleh kekhawatiran pasar atas negosiasi dagang antara AS dan China.
Ibrahim mengatakan kondisi kepastian dagang masih dipertanyakan ketika negosiator utama perdagangan China Liu He telah berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
“Kedua belah pihak masih membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama. Mencapai konsensus, tentang bagaimana menyelesaikan masalah terkait kesepakatan untuk tetap berhubungan dalam perjanjian fase satu,” kata Ibrahim.
Sementara dari sisi domestik, Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah kini masih dapat ditahan oleh prospek laju ekonomi Indonesia yang ia sebut stabil.
“Hal ini didukung oleh penyangga keuangan yang memadai, dan masih terbuka-nya ruang kebijakan untuk menopang permintaan domestik. Ini ditunjukan dari rasio total hutang terhadap PDB yang masih dibawah ambang batas” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat dalam perdagangan Rabu (27/11) besok, rupiah kemungkinan masih akan melemah tipis di kisaran Rp14.055 hingga Rp14.112 per dolar AS.(cnn)
Discussion about this post