[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah melemah ke Rp13.675 per dolar AS atau sebesar 0,04 persen pada perdagangan pasar spot, Rabu (22/1) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp13.669 per dolar AS pada penutupan pasar, Selasa (21/1).
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, Won Korea menguat 0,08 persen, Lira Turki 0,06 persen, serta Baht Thailand menguat 0,05 persen.
Pelemahan terjadi pada Ringgit Malaysia sebesar 0,14 persen, dan Yen Jepang yang menguat 0,05 persen. Dolar Singapura yang berada di posisi stagnan terhadap dolar AS.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris serta Euro menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,01 dan 0,03 persen, sementara Dolar Kanada melemah 0,05 persen, dan Dolar Australia melemah 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen negatif dari wabah virus Corona yang menyebar di beberapa negara.
Menurut Ariston, pasar kini mewaspadai semakin mewabahnya virus Corona yang mematikan dari China. Kondisi saat ini, virus pun dikabarkan sudah terbawa ke AS.
“Mewabahnya virus ini bisa mengganggu perekonomian yang mendorong pasar keluar dari aset berisiko. Ini bisa menekan rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston.
Di sisi lain, kabar The Fed yang telah menyuntikan dana US$500 miliar ke pasar via repo untuk menstabilkan likuiditas menjadi sentimen positif. Sentimen tersebut turut meredam pelemahan rupiah sehingga mata uang garuda tidak turun terlalu dalam.
“Suntikan Fed ini menjaga tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS di cek rendah. Sekarang di kisaran 1,78 persen,” tuturnya
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.640 hingga Rp13.700 per dolar AS pada hari ini. (cnn)
Discussion about this post