[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Penyebaran virus Corona yang terus meningkat di Indonesia membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan himbauan untuk menghindari aktivitas di luar dan tetap di rumah.
Sejumlah perusahaan juga telah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) untuk karyawannya.
Di sisi lain, aktivitas di rumah memunculkan permasalahan baru, seperti pengeluaran ekstra yang menyebabkan keuangan rumah tangga menjadi tidak teratur. Lalu bagaimana mengatur kondisi keuangan agar bisa kembali normal?
Krizia Maulana selaku Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan masalah baru yang muncul setelah pemerintah memberlakukan WFH adalah membengkaknya pengeluaran rumah tangga.
Misalkan saja memunculkan pengeluaran ekstra yang meliputi biaya internet (kuota), listrik, makanan (snack dan cemilan), hingga pembelian suplemen (vitamin) yang jumlahnya tidak kecil.
“Mau tidak mau Anda harus menyiapkan biaya ekstra, atau mengambil dari pos lain. Disinilah pentingnya memiliki dana darurat. Anda bisa menggunakan sebagian dari dana darurat untuk menutupi pengeluaran ekstra,” kata Krizia.
Namun, bila Anda tidak memiliki dana darurat, maka Anda diimbau agar tidak mengambil dana dari pos investasi masa depan yang sudah Anda siapkan. Yang bisa Anda lakukan adalah mereview pengeluaran.
“Apa saja pos-pos yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra. Langkah pertama adalah membuat daftar pengeluaran rutin bulanan untuk mengetahui pos-pos mana yang bisa Anda setop dan alihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra,” ujarnya.
Ia mencontohkan anggaran transportasi, dan pos gaya hidup (nonton bioskop, makan di restoran, liburan, member gym, dan lainnya). Anggaran tersebut tentunya merupakan biaya-biaya yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
“Karena sudah jelas, pos-pos tersebut tidak akan dikeluarkan selama Anda menjalani masa WFH,” ujarnya.
Namun ada juga 3 hal penting agar Anda bisa mengalokasikan dana Anda secara bijak dalam kondisi pandemi virus corona, antara lain :
1. Belajar menerima keadaan
Pandemi Corona tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di belahan dunia lainnya. Sebagai warga negara tentunya Anda harus mematuhi apa yang telah dihimbau oleh pemerintah, guna menekan penyebaran virus Corona, salah satunya adalah dengan tinggal dirumah.
Tinggal di rumah untuk batas waktu yang tidak ditentukan memunculkan sejumlah persoalan baru, dari mulai pengeluaran ekstra rumah tangga, hingga kondisi mental yang dipicu rasa bosan karena tidak bisa keluar kemana-mana.
“Untuk itu, langkah pertama yang saat ini harus dilakukan adalah siapkan mental. Setiap orang harus menerima keadaan. Saat ini adalah kondisi darurat, tinggal di rumah adalah opsi terbaik demi kebaikan bersama,” ungkapnya.
Ketika kondisi mental baik, maka Anda menjadi lebih siap dalam menghadapi permasalahan baru yang bisa muncul karena pandemi Corona ini.
2. Bijak dalam berbelanja
Langkah kedua adalah menahan nafsu belanja. Ketakutan akan berkurangnya pasokan makanan menyebabkan ada segelintir masyarakat yang melakukan panic buying dengan membeli sejumlah kebutuhan pokok.
Padahal pemerintah sudah memastikan pasokan makanan dan kebutuhan rumah tangga tetap aman. Jangan panik dan belanja sesuai kebutuhan. Termasuk ketika berbelanja online.
Kemudahan teknologi, dan terlalu lama tinggal di rumah, membuat orang merasa bosan. Akhirnya banyak juga yang mengalihkan dengan berbelanja online. Namun hati-hati, ini justru membuat Anda menjadi keranjingan berbelanja, dan menambah pengeluaran rumah tangga.
“Bijaklah dalam berbelanja (online). Belanjalah sesuai kebutuhan dan manfaatkan diskon yang ditawarkan merchant-merchant online yang banyak bertebaran selama masa berada di rumah,” jelasnya.
3. Tetap berinvestasi
Kondisi saat ini menyadarkan kita betapa pentingnya memiliki dana darurat. Untuk itu, langkah ketiga adalah tetaplah berinvestasi. Ketika Anda menyesuaikan anggaran rumah tangga untuk menutupi biaya tambahan selama masa WFH, Anda bisa mengurangi sedikit porsi investasi.
“Namun setelah masa penyesuaian berakhir, dan Anda sudah bisa menutupi pengeluaran ekstra tersebut, sesuaikan kembali porsi investasi Anda. Jika memungkinkan menambah porsi untuk membuat porsi dana darurat yang sebelumnya tidak Anda miliki,” tegasnya.(msn)
Discussion about this post