KeuanganNegara.id -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, saat ini pemerintah sedang fokus dalam menggerakkan sektor-sektor produktif. Dengan demikian, pemerintah juga bisa menggerakkan perekonomian dari sisi konsumsi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Pemerintah memutuskan untuk tidak melanjutkan program subsidi gaji pada tahun ini.
“Jadi, perlindungan sosial sekarang berbeda dengan tahun lalu yang ada subsidi gaji. Tahun ini lebih ke sektor produktif,” jelas Airlangga saat talkshow secara daring yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Selasa (9/3/2021).
Dia menambahkan, ada dua alasan mengapa pemerintah lebih fokus kepada sektor yang produktif. Pertama, untuk mengurangi angka pengangguran atau jumlah individu yang tidak bekerja akibat pandemi Covid-19.
Kedua, dengan tenaga kerja yang terserap, maka hal itu bisa mendorong daya beli bagi orang yang bekerja. Dengan demikian, perlindungan sosial pada tahun ini lebih menitikberatkan program padat karya untuk berbagai sektor.
“Jadi program padat karya didorong apakah itu pertanian. Apakah itu infrastruktur. Juga kita dorong untuk UMKM, bangga akan buatan barang dalam negeri,” tambahnya.
Sebelumnya, melansir Kompas.com, program subsidi gaji dalam program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dipastikan tak lagi dilanjutkan tahun ini oleh pemerintah. Dana untuk pencairan BLT ini tak lagi teralokasi di APBN 2021.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mengakui bahwa dana BLT subsidi gaji atau bantuan subsidi upah (BSU) tahun ini tidak ada alokasinya dalam APBN 2021.
“Sementara, memang di APBN 2021 BSU tidak dialokasikan. Nanti dlihat bagaimana kondisi ekonomi berikutnya,” ujar Ida dikutip dari Antara, Selasa (9/2/2021).
Ida menjelaskan, program bantuan subsidi upah ini pasti akan berlanjut asalkan tergantung dari situasi dan kondisi perekonomian nasional tahun ini.
“Nanti kami lihat kondisi ekonomi berikutnya,” kata menteri dari unsur dari Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Discussion about this post