[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengakui pandemi covid-19 yang membuat permintaan melemah dan berdampak pada penurunan harga minyak merupakan kondisi yang luar biasa (ordinasi) bagi dunia energi.
Namun menurut dirinya dari sisi penurunan harga, hal tersebut sudah biasa diantisipasi oleh para pelaku bisnis migas terutama di sisi hulu. Sebab, tidak pernah ada dalam sejarah migas selalu berada dalam kondisi di atas dengan harga yang terus tinggi.
Industri yang digeluti Arcandra ini, pernah juga mengalami masa-masa runtuh yang berimbas pada anjloknya harga. Meskipun memang diakuinya saat ini jatuhnya lebih parah dibandingkan sebelum-sebelumnnya. Namun kondisi ini bukan berarti tidak bisa ditangani. Dirinya meyakini banyak perusahaan terutama dalam kategori menengah dan besar punya cara untuk mengatasinya.
“Akan ada masa di atas dan masa di bawah. Dengan masa di bawah, perusahaan-perusahaan besar dan bagus biasanya mengantisipasi dan mereka telah siapkan (strategi). Kemudian kalau masa up, mereka juga sudah persiapkan,” kata Arcandra.
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ini mengatakan dalam teorinya pada saat harga minyak naik, maka bisnis hulu akan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan migas. Namun pada saat harga minyak turun, maka bisnis hilir yang akan memberikan kontribusi pada perusahaan. Maka, kata dia, idealnya suatu perusahaan migas menjalankan bisnisnya secara seimbang baik dari sisi hulu (upstream) dan hilir (downstream).
“Independent company mereka punya investasi selain di hulu juga bersiap di hilir. Contohnya perusahaan di AS itu Anadarko,” ujar Arcandra.
Di sisi lain, ia mengatakan dalam kondisi saat ini penting bagi perusahaan untuk terus mengupayakan efisiensi. Ia bilang salah satu kunci penting perusahaan dalam menciptakan efisiensi yakni dengan menerapkan teknologi yang mendukung. Penerapan teknologi juga akan membuat bisnis semakin kompetitif.
“Saya yakin sampai saat ini harga (minyak) tidak bisa dikontrol perusahaan, yang bisa dikontrol adalah efisiensi. Efisiensi bisa didapat kalau ada perbaikan dari sisi teknologi, sistem, dan manusia,” jelas dia.(msn)
Discussion about this post