[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Bank Indonesia (BI) masih konsisten dalam membantu pemerintah membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lewat pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, BI sudah membeli SBN sebesar Rp 79,71 triliun hingga akhir bulan lalu, atau per 29 Maret 2021.
“Kami mendukung pemerintah termasuk untuk pembiayaan vaksin, kami terus masuk membeli SBN di pasar perdana,” ujar Destry dalam temu stakeholders untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional yang disiarkan secara virtual beberapa waktu lalu.
Sehingga dengan demikian, menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, porsi kepemilikan SBN oleh BI sebesar Rp 465,97 per 5 April 2021.
“Porsi tersebut net, tidak termasuk dengan SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan bank,” tulis DJPPR dalam keterangannya.
Destry menambahkan, tak hanya pembelian SBN, BI juga hadir dengan bauran kebijakan seperti kebijakan moneter, makro prudensial, dan sistem pembayaran untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi.
BI juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah lewat strategi triple intervention, yaitu intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder.
Asal tahu saja, sepanjang tahun berjalan, BI sudah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 8,6 triliun.
Dari kebijakan suku bunga, bank sentral Indonesia ini sudah menurunkan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) sebanyak 150 bps sejak tahun 2020. Kini suku bunga acuan berada di level 3,50%, terendah dalam sejarah.
Selain itu, BI telah melakukan injeksi likuiditas yang besar atau quantitative easing (QE) sebesar Rp 781,29 triliun atau 5,06% terhadap PDB sejak tahun lalu.
Discussion about this post