[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Investor asing masih percaya menempatkan dananya di pasar keuangan domestik. Hal ini tercermin dari laporan Bank Indonesia (BI) terkait perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah per 27 November 2020.
Berdasarkan rilis tersebut, dana-dana asing selama sepekan terakhir kembali membanjiri pasar keuangan domestik. Dari data transaksi 23-26 November 2020, dana-dana dari investor asing (nonresiden) di pasar keuangan domestik mengalir (beli neto/capital inflow) sebesar Rp4,87 triliun.
Mengalirnya modal asing ke pasar keuangan domestik ini ditopang oleh derasnya pembelian di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dengan catatan inflow sebesar Rp3,51 triliun. Ditambah dana asing di pasar saham yang masuk sebanyak Rp1,36 triliun.
“Berdasarkan data setelmen selama 2020 secara year to date (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik (masih tercatat) jual neto sebesar Rp141,13 triliun,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam siaran pers yang dikutip dari laman resmi BI.
Adapun premi risiko atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke 71,71 bps per 26 November 2020 dari 77,94 bps per 20 November 2020. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN. Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Namun demikian, derasnya aliran dana asing di pasar keuangan domestik membuat nilai tukar rupiah hanya mengalami penguatan tipis. Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, 26 November 2020, mata uang Garuda tersebut berada pada level Rp14.090 per USD. Sementara pada pembukaan pagi ini rupiah berada di posisi Rp14.080 per USD.
Adapun pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, rupiah menguat tipis. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.090 per USD, menguat tipis 10 poin atau setara 0,07 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.100 per USD.
Menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di zona hijau pada posisi Rp14.107 per USD. Rupiah menguat 17 poin atau setara 0,13 persen dari Rp14.125 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah justru diperdagangkan di level Rp14.145 per USD atau melemah sebanyak 15 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.130 per USD.
Terkait hal ini, tegas Onny, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Onny.(msn)
Discussion about this post