[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Bank Indonesia (BI) memprediksi perkembangan indeks harga konsumen (IHK) sepanjang Februari 2021 akan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen (mtm). Tingkat perkembangan harga ini tercermin dari data survei pemantauan harga (SPH) yang dilaporkan 46 kantor perwakilan BI di pekan pertama bulan ini.
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,25 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,26 persen (yoy),” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam rilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 5 Februari 2021.
Adapun penyumbang utama deflasi yaitu karena adanya penurunan harga pada telur ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,03 persen (mtm). Kemudian bawang merah, tomat, air kemasan, dan emas perhiasan yang masing-masing mengalami penurunan harga sebesar 0,01 persen (mtm).
“Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas daging sapi, cabai merah, dan cabai rawit masing-masing mengalami kenaikan harga sebesar 0,01 persen (mtm),” jelasnya.
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Termasuk melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tegas Erwin.
Pada Januari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan harga komoditas mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Dengan perkembangan ini, inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,26 persen, sedangkan inflasi secara tahunan 1,55 persen.
Inflasi Januari 2021 terjadi karena adanya kenaikan harga di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terutama komoditas bahan makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang 1,62 persen. Komoditas yang memberi kontribusi terbesar terhadap IHK antara lain cabai merah, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, beras, dan rokok.(msn)
Discussion about this post