[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi di sepanjang Februari 2021 sebesar 0,08 persen (mtm). Meskipun demikian, bank sentral memastikan bahwa tingkat inflasi tersebut masih berada pada level yang rendah dan terkendali.
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,34 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,35 persen (yoy),” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam rilis perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat, 26 Februari 2021.
Adapun penyumbang utama inflasi akibat adanya kenaikan harga pada komoditas cabai rawit, cabai merah, dan kangkung masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm). Kemudian bawang merah, bayam, daging sapi, besi beton, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen(mtm).
Sementara itu, beberapa komoditas yang menghambat laju inflasi karena mengalami penurunan harga antara lain emas perhiasan sebesar 0,03 persen (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), tomat, air kemasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Termasuk melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tegas Erwin.
Pada Januari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan harga komoditas mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Dengan perkembangan ini, inflasi secara tahun kalender tercatat sebesar 0,26 persen, sedangkan inflasi secara tahunan 1,55 persen.
Inflasi Januari 2021 terjadi karena adanya kenaikan harga di sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, terutama komoditas bahan makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang 1,62 persen. Komoditas yang memberi kontribusi terbesar terhadap IHK antara lain cabai merah, cabai rawit, ikan segar, minyak goreng, beras, dan rokok.(msn)
Discussion about this post