KeuanganNegara.id -Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut perbaikan ekonomi dalam negeri sudah mulai terlihat pada kuartal III-2020, meski pertumbuhan masih dalam angka negatif. Di kuartal IV-2020, ia yakin pertumbuhan ekonomi mampu kembali ke zona positif.
“Kami melihat dengan berbagai indikator dan belanja pemerintah yang terus meningkat. InsyaAllah, kuartal IV-2020 ini pertumbuhan ekonomi mulai positif, meskipun belum tinggi,” ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis, 12 November 2020.
Perbaikan itu, sambungnya, tak lepas dari agresifnya pemerintah mempercepat realisasi anggaran sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. “Demikian juga jika dilihat dari beberapa indikator survei penjualan eceran dan eskpor non-migas, itu juga mengalami perbaikan,” sambung Perry.
Indikator lainnya, ujar Perry, di kuartal III-2020 mayoritas daerah sudah mengalami perbaikan aktivitas ekonomi. Bahkan, dua provinsi dikatakan sudah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif yakni Sulawesi Tengah dan Maluku Utara yang disebabkan meningkatnya ekspor.
Demikian halnya dengan neraca perdagangan di kuartal III-2020 yang tercatat surplus USD8,03 miliar. Angka itu lebih tinggi daripada surplus pada kuartal II-2020 yang mencapai USD2,89 miliar.
“Kami juga mencatat cadangan devisa di Oktober 2020 juga meningkat menjadi USD133,7 miliar dari sebelumnya pada kuartal II-2020 yakni USD121,7 miliar,” ujarnya.
Dari faktor eksternal, lanjut Perry, perekonomian global terindikasi mulai membaik, meski diperkirakan masih akan terkontraksi 3,8 persen.
Sistem membaik
Di rapat kerja yang sama, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan sistem keuangan Indonesia telah membaik.
Catatannya, dalam kurun waktu Mei-September 2020 terjadi pertumbuhan simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan dan kini telah berada pada tren yang positif. Selain itu, di sepanjang 2020, penurunan bulanan nominal simpanan tertinggi hanya terjadi di April 2020 yakni turun 1,5 persen (mtm).
Di kesempatan itu pula, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melaporkan kinerja penyaluran kredit perbankan di Indonesia yang masih lebih baik jika dibandingkan negara-negara lain, meski masih lemah.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, berdasarkan catatan terakhir, pertumbuhan kredit di Indonesia masih mencapai 0,12 persen secara tahunan.
“Meskipun secara year to date terkontraksi 1,54 persen karena memang kontraksinya mulai dari Maret. Tapi Singapura terkontraksinya sudah minus 0,3 persen dan juga di Filipina sudah minus 1,7 persen, di beberapa negara tetangga mengalami kontraksi yang sama,” kata Wimboh.(msn)
Discussion about this post