KeuanganNegara.id -Energi ramah lingkungan atau green energy sedang ramai dikembangkan oleh berbagai pihak. Isu keberlanjutan dan perlindungan lingkungan menjadi salah satu faktor utama, pemerintah maupun pelaku usaha fokus mengembangkan green energy.
Lantas, bagaimana nasib industri pertambangan yang identik dengan pemanfaatan sumber daya alam?
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, industri pertambangan khususnya yang berbasiskan metal atau metal base seperti tembaga, masih akan memiliki peranan penting terhadap ketersediaan energi ke depan.
Pasalnya, berbagai produk primer yang dibutuhkan masyarakat saat ini seperti kulkas, baterai, dan lain-lain, membutuhkan hasil tambang seperti tembaga untuk menghasilkan produk-produk tersebut.
“Jadi kalau ditanya masa depan industri pertambangan? Masih tetap dibutuhkan peradaban ke depannya,” ujarnya dalam diskusi virtual.
Lebih lanjut, terkait pengembangan green energy, Tony memastikan industri pertambangan memiliki peranan penting dalam proses produksinya.
Contoh saja, mobil listrik disebut membutuhkan 4 kali lebih banyak tembaga dibanding mobil konvensional.
“Kemudian kereta api, pesawat terbang, AC kita dari bahan tambang. Masa depan industri pertambangan tetap dalam hal ini tembaga akan dibutuhkan generasi-generasi ke depan,” tutur Tony.
Selain itu, Tony mengakui, terkait operasional industri pertambangan memang perlu disesuaikan dengan aspek kelestarian lingkungan.
Bagi PTFI sendiri, aspek-aspek pelestarian lingkungan sudah tertuang dalam dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) yang sudah diterbitkan pada 1997.
“Di daerah tambang Grasberg yang sudah tidak aktif, sekitar 400.000 hektar ditanami kembali. Daerah tailing juga,” ucapnya.(msn)
Discussion about this post