[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Menteri Keuangan 2013-2014, Muhammad Chatib Basri, menilai periode pandemi Covid-19 ini sebagai fase survival. Di fase ini, dia menilai hal terpenting adalah bagaimana memastikan ekonomi tidak terpuruk.
“Asal selamat aja,” kata dia dalam acara diskusi Katadata secara virtual, Senin, 9 November 2020.
Chatib pun menilai ekonomi baru bisa pulih atau masuk fase recovery setelah pandemi bisa teratasi. “Dugaan saya, ekonomi baru mulai normal 2022,” kata dia.
Beberapa hari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 minus 3,49 persen (year-on-year/yoy), dari sebelumnya minus 5,32 persen yoy pada triwulan II 2020. Ini ada pertumbuhan dua kuartal terendah, setelah sebelumnya selalu tumbuh sekitar 5 persen sejak 2017.
Salah satu dampaknya adalah karena pandemi ini masih akan terus berdampak pada laju investasi di tanah air hingga tahun depan. Terlebih, vaksin diperkirakan baru akan disebarkan di 2021. “Jadi saya tidak yakin investasi swasta naik tajam di 2021,” kata Chatib.
Sebab, kata dia, pandemi ini membuat orang harus menjalankan protokol kesehatan dan kapasitas ekonomi tidak berjalan 100 persen. Sebagai contoh sebuah restoran.
Di dalamnya, kata Chatib, hanya 50 persen meja saja yang boleh diisi. “Jadi untuk apa investasi ekspansi restoran baru kalau yang ini saja tidak penuh,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2012-2014 ini.
Beberapa hari lalu, BKPM juga sudah merilis realisasi investasi hingga September 2020. Meski ada pandemi, BKPM tetap mencatat ada kenaikan tipis laju investasi secara akumulasi tahunan.
Januari sampai September 2020, realisasi investasi mencapai Rp 611,6 triliun, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 601,3 triliun. Dalam periode ini, investasi asing naik 9,3 persen, sementara investasi dalam negeri turun 5 persen.(msn)
Discussion about this post