[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Ruang pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia (BI) semakin sempit. Sejumlah ekonom memperkirakan, BI kembali mempertahankan bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level terendah sepanjang sejarah, yakni 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini yang dilaksanakan sejak 24-25 Mei 2021. Bahkan, kemungkinan level ini akan dipertahankan bank seentral hingga akhir tahun.
Pertama, BI akan menjaga stabilitas nilai tukar di tengah meningkatnya risiko di pasar keuangan global dalam jangka pendek dan menengah. Sepanjang bulan ini, pergerakan nilai tukar rupiah cenderung melemah.
“Seperti potensi tapering off program pembelian obligasi Amerika Serikat (AS) oleh The Fed sesuai notulensi April 2021 lalu, walau The Fed mengkonfirmasi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level mendekati 0% saat ini,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada kontan.co.id, Senin (23/5) lalu.
Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah pada tanggal 10 Mei sempat menguat ke posisi Rp 14.198 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun, rupiah melemah ke posisi Rp 14.362 per dollar AS pada tanggal 24 Mei lalu.
Untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia, BI diperkirakan masih akan mengandalkan injeksi likuiditas perbankan. “Hal ini agar perbankan lebih agresif dalam menyalurkan kreditnya, merespon pemulihan ekonomi baik investasi dan konsumsi masyarakat,” kata Josua.
Kedua, dari sisi domestik, inflasi diperkirakan akan bergerak naik sejalan dengan adanya momentum Ramadan dan Idul Fitri. Selain pangan, inflasi juga disumbang dari komoditas emas.
Ketiga, neraca transaksi berjalan pada kuartal I-2021 kembali mencatat defisit setelah surplus pada kuartal III-dan IV tahun lalu. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, BI akan menahan suku bunga acuan di level 3,5% hingga akhir tahun 2021.
Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini.
Menurutnya, BI akan mempertimbangkan kondisi ekonomi yang mulai mengarah pada pemulihan. Bila bank sentral mengubah kebijakan suku bunga justru malah menunjukkan bahwa ekonomi masih belum menunjukkan pemulihan karena berbagai pihak masih banyak yang menunda kredit.
Discussion about this post